by diwang (120111)
Demi menjaga keutuhan dan menjauhkan kerusakan kamera DSLR kesayangan, saya terpaksa berpikir kreatif bagaimana memiliki sebuah dry-box. Dry-box alias kotak kering adalah sebuah media penyimpanan khusus untuk barang-barang elektronik, dalam hal ini kamera. Karena, sekantong silika gel saja terkadang belum cukup mumpuni untuk mencegah jamur yang meranggas di dalam sela-sela alat elektronik milik kita. Untuk itu, izinkan saya berbagi ide tentang pembuatan dry-box made in dhewe ini. Alasannya, untuk membeli 1 unit dry-box khusus rasanya masih terlalu mahal bagi saya.
So, yang pasti kamera kesayangan Anda bisa aman dan terhindar dari jamur. Cara buatnya :
- Belilah kotak plastik (plastic box) dengan ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan. Pilih yang kedap udara dan usahakan jangan memakai roda (karena biasanya ada lubang yang tembus ke dalam kotak). Soal merek, terserah yang mana aja…mau Lion Star, Claris, Tupperware atau Marionette (seperti punya saya…hehehe, beli di Carrefour pas obralan).
- Belilah produk serapair (biasa dijual dekat dengan kapur barus), pilih untuk Dehumidifier (Anti Lembab) atau Anti Moisturizer. Mereknya bisa Bagus, Swallow atau apa aja…yang jelas untuk menyerap kelembaban yang juga bisa dipakai di lemari pakaian, rak buku dan tempat-tempat yang bisa menimbulkan kelembaban. Harga berkisar mulai 6 ribu sampai 20 ribuan (tergantung merek). Jangan lupa, lihat petunjuk pemakaiannya. Atau kalau ada jual, beli sekotak silika gel di apotik atau toko bahan kimia. Silika gel umumnya berwarna biru, apabila sudah berubah warna menjadi pink maka segera ganti dengan yang baru, karena silika gel ini sudah mencapai penyerapan kelembaban yang maksimal. Atau bisa juga pakai silika gel yang rechargeable alias bisa dicas ulang.
- Sediakan koran bekas sebagai alas paling bawah kotak dry-box Anda, fungsinya juga sebagai penyerap air langsung. Lalu lapisi atasnya dengan bahan gabus putih.
- Dry-box Anda sudah selesai dan bisa langsung dipakai. Usahakan menyusun barang-barang di dalamnya jangan terlalu rapat. Beri sedikit kerenggangan sekitar 2-3cm. Kalau perlu, lapisi tiap alat fotografi Anda dengan karet busa/gabus tipis.
Seminggu sekali, periksalah produk serapair Anda, lihat apakah ada air yang dihisapnya dan ini bisa kelihatan di bagian bawah wadahnya. Apabila telah penuh, jangan lupa untuk menggantinya dengan yang baru.
Anda bisa menambahkan alat Hygrometer untuk mengukur dan memonitor kelembaban dry-box Anda. Apakah dry-box Anda kelembabannya sudah normal, terlalu kering atau malah terlalu lembab. Kelembaban yang dianjurkan 30-50 pada penunjuk Hygrometer. Alat ini kabarnya bisa dibeli di toko alat-alat kesehatan atau alat rumah sakit.
Ada tips tambahan nih : Selain disimpan dalam dry-box, usahakan menjemur DSLR Anda sekitar 2-5 menit minimal seminggu sekali. Namun jangan kena matahari langsung. Fungsinya untuk menjaga kekeringan di dalam DSLR Anda.
Itulah sekelumit tentang pembuatan dry-box DSLR. Kalau ada kekurangan atau tambahan ide, tolong berikan komentar Anda melalui blog ini atau e-mail ke : dyan.diwangkoro@yahoo.co.id. Thanks…
WE ARE IN MEDAN...THE ONE & ONLY...THANKS FOR APPRECIATION & STILL WELCOMING YOU HERE...Thank you to all my friends and visitors of this blog for all appreciation & visiting. Hope that you can find informations you need or at least inspiring you. For any suggestions, critics, comments and new idea for the articles. please feel free to send your e-mail to : dyan.diwangkoro@yahoo.co.id
running text
Tips basic jadi MC
by Diwang Djati Oetomo on Tuesday, June 29, 2010 at 10:41am
(pernah di publish di Facebook)
Ada yg tanya, Mas jadi MC itu gimana seh? Kalo mnrtku secara basic-nya :
1. Kl prnh jd Penyiar (Radio/TV) tak jd mslh utk jd MC. Tnggl penyesuaian dgn materi acra (mis : kalo lg promo produk, ya hrs kuasai produknya & program apa yg ditawarkan), topik ap yg hrs di kedpnkan & atur penampilan yg disesuaikan dgn situasi acra, berusahalah utk akrab dengan audiens (org2 yg hadir di acara tersebut)...
2. Kl blm prnh jd penyiar, mmg agk susah, tp intinya hrs rajin baca (terutama buku2 tentang jadi MC yang baik), rajin buat kesimpulan dari bacaan Anda & coba latih dgn cara menyampaikan ke org lain, rajin ngomong, rajin liat org lg ng-MC & rajin latian didpn kaca, sendiri.
Yg t'utm, hrs pny PD (percaya diri) kuat dlm m'hdpi org byk, jgn cuek dgn keadaan sktr & yakinlah bhw acra dpt b'jln dgn baik, berkat Anda jd MC-ny...oke !!
Untuk temen2 MC, kalo ada yang mau nambahin, silakan....(diwang)
Bobby Raynald (MC Honda / Penyiar Radio Citra Buana FM Medan):
Kalo boleh nambahi bang ...
1. harus tanggap thdp situasi / lokasi acara
2. jadilah diri sendiri dan penyampaian materi harus jelas
3. memahami materi yang di bawa dan disampaikan secara jelas
4. atur pernafasan dan stamina
ArDynee Dwi Cahyanti (MC Event Medan):
Intinya hanya ga sah malu utk blajar n blajar lg aj.....
(pernah di publish di Facebook)
Ada yg tanya, Mas jadi MC itu gimana seh? Kalo mnrtku secara basic-nya :
1. Kl prnh jd Penyiar (Radio/TV) tak jd mslh utk jd MC. Tnggl penyesuaian dgn materi acra (mis : kalo lg promo produk, ya hrs kuasai produknya & program apa yg ditawarkan), topik ap yg hrs di kedpnkan & atur penampilan yg disesuaikan dgn situasi acra, berusahalah utk akrab dengan audiens (org2 yg hadir di acara tersebut)...
2. Kl blm prnh jd penyiar, mmg agk susah, tp intinya hrs rajin baca (terutama buku2 tentang jadi MC yang baik), rajin buat kesimpulan dari bacaan Anda & coba latih dgn cara menyampaikan ke org lain, rajin ngomong, rajin liat org lg ng-MC & rajin latian didpn kaca, sendiri.
Yg t'utm, hrs pny PD (percaya diri) kuat dlm m'hdpi org byk, jgn cuek dgn keadaan sktr & yakinlah bhw acra dpt b'jln dgn baik, berkat Anda jd MC-ny...oke !!
Untuk temen2 MC, kalo ada yang mau nambahin, silakan....(diwang)
Bobby Raynald (MC Honda / Penyiar Radio Citra Buana FM Medan):
Kalo boleh nambahi bang ...
1. harus tanggap thdp situasi / lokasi acara
2. jadilah diri sendiri dan penyampaian materi harus jelas
3. memahami materi yang di bawa dan disampaikan secara jelas
4. atur pernafasan dan stamina
ArDynee Dwi Cahyanti (MC Event Medan):
Intinya hanya ga sah malu utk blajar n blajar lg aj.....
Foto Komersil, Konsep OR Improvisasi ???
by diwang (030111)
Terkadang kita sebagai fotografer, sering tidak memperhatikan dan memenuhi hal-hal penting dalam aspek fotografi, sehingga terkadang timbul kekecewaan dengan hasil foto itu sendiri, baik itu bagi diri pribadi si fotografer ataupun klien yang membayar kita untuk memoto. Masih banyak yang belum bisa membedakan, mana itu foto komersil, mana itu foto konsep dan mana itu foto improvisasi.
Bedakan antara foto komersil, konsep dan improvisasi. Apabila kita memang dibayar untuk menghasilkan karya foto, sebaiknya kita harus memikirikan konsep karena foto yang kita hasilkan adalah bersifat komersil. Persiapkan segala faktor-faktor pendukung untuk tema foto yang akan dihasilkan. Konsep angle-angle yang akan kita ambil dari objek. Persiapkan juga untuk menghasilkan mutu hasil foto yang terbaik, misalnya memperhatikan pencahayaan, lingkungan tempat kita memoto (apakah layak dijadikan background atau tidak, nyaman atau tidaknya objek dan kita sendiri yang memoto) dan juga orang-orang yang ada disekitar kita (apakah bisa diajak kerjasama atau tidak). Kita bisa saja ber-improvisasi dalam hal ini, tapi sebaiknya utamakan dulu yang sudah terkonsep.
Sementara pengertian foto konsep itu sendiri, tidak melulu komersil. Dalam kita membuat portfolio foto atau sekedar koleksi pribadi, kita memang sebaiknya punya konsep. Bagaimana caranya agar foto itu dapat ’berbicara’. Dengan artian, apabila orang melihat hasil foto kita, mereka langsung dapat memahami apa makna yang terkandung dalam hasil foto kita itu tanpa perlu kita menjelaskan panjang-lebar tentang maksud dari foto yang kita hasilkan. Memang terkadang mustahil, karena tidak semua orang bisa langsung memahami makna sebuah karya fotografi. Namun itu semua patut dicoba dan itulah perlunya sebuah konsep.
Satu lagi contoh foto konsep adalah foto pernikahan. Kita sebagai fotografer pernikahan, tak boleh asal-asalan dalam meliput sebuah acara pernikahan. Kalau tidak terkonsep, bisa-bisa klien ngamuk dan tidak membayar kita. Untuk itu, kita harus punya konsep dalam meliput foto untuk pernikahan. Biasanya, fotografer untuk pernikahan itu minimal ada 2 orang. Yang satu bertugas untuk meliput kegiatan resmi dalam sebuah acara pernikahan, sementara yang satu lagi sebagai fotografer improvisasi atau juga dikenal sebagai fotografer candid. Mereka ini harus bertanggung jawab menghasilkan foto-foto sesuai dengan posisi mereka, namun tak menutup kemungkinan mereka berganti posisi. Yang utama, semua kegiatan dalam acara pernikahan itu dapat diliput semuanya. Nha…apabila fotografer pernikahan itu single fighter alias main sendirian (seperti saya…hehehe), ingat…ingat…liput foto-foto acara yang sudah dikonsep dulu (yang utama), baru kalau ada kesempatan silakan ber-improvisasi.
Kemudian untuk foto improvisasi, ini adalah sekedar memenuhi rasa keingintahuan kita sebagai fotografer. Improvisasi atau bekerja sesuai dengan apa yang terlintas dalam pikiran kita (begitu mungkin kira-kira artinya…), adalah suatu hal yang terkadang dapat menghasilkan sebuah karya yang menakjubkan. Fotografer dengan paham improvisasi, biasanya tak begitu perlu dengan yang namanya konsep. Apa yang ada di benaknya, itulah yang akan coba dia hasilkan. Yang penting bagaimana dia bisa menghasilkan karya yang sedap dipandang mata. Biasanya juga, mereka-mereka ini akan bermain di olah digital fotografi supaya foto yang mereka hasilkan lebih paten.
Jadi itulah menurut saya, tiga faktor dalam fotografi yang harus kita perhatikan. Agar kita pun puas, klien yang membayar kita pun juga PUAS dengan foto yang kita hasilkan.
So, semoga bermanfaat…lanjut terus bakat fotografimu. Keep up the good work…
Terkadang kita sebagai fotografer, sering tidak memperhatikan dan memenuhi hal-hal penting dalam aspek fotografi, sehingga terkadang timbul kekecewaan dengan hasil foto itu sendiri, baik itu bagi diri pribadi si fotografer ataupun klien yang membayar kita untuk memoto. Masih banyak yang belum bisa membedakan, mana itu foto komersil, mana itu foto konsep dan mana itu foto improvisasi.
Bedakan antara foto komersil, konsep dan improvisasi. Apabila kita memang dibayar untuk menghasilkan karya foto, sebaiknya kita harus memikirikan konsep karena foto yang kita hasilkan adalah bersifat komersil. Persiapkan segala faktor-faktor pendukung untuk tema foto yang akan dihasilkan. Konsep angle-angle yang akan kita ambil dari objek. Persiapkan juga untuk menghasilkan mutu hasil foto yang terbaik, misalnya memperhatikan pencahayaan, lingkungan tempat kita memoto (apakah layak dijadikan background atau tidak, nyaman atau tidaknya objek dan kita sendiri yang memoto) dan juga orang-orang yang ada disekitar kita (apakah bisa diajak kerjasama atau tidak). Kita bisa saja ber-improvisasi dalam hal ini, tapi sebaiknya utamakan dulu yang sudah terkonsep.
Sementara pengertian foto konsep itu sendiri, tidak melulu komersil. Dalam kita membuat portfolio foto atau sekedar koleksi pribadi, kita memang sebaiknya punya konsep. Bagaimana caranya agar foto itu dapat ’berbicara’. Dengan artian, apabila orang melihat hasil foto kita, mereka langsung dapat memahami apa makna yang terkandung dalam hasil foto kita itu tanpa perlu kita menjelaskan panjang-lebar tentang maksud dari foto yang kita hasilkan. Memang terkadang mustahil, karena tidak semua orang bisa langsung memahami makna sebuah karya fotografi. Namun itu semua patut dicoba dan itulah perlunya sebuah konsep.
Satu lagi contoh foto konsep adalah foto pernikahan. Kita sebagai fotografer pernikahan, tak boleh asal-asalan dalam meliput sebuah acara pernikahan. Kalau tidak terkonsep, bisa-bisa klien ngamuk dan tidak membayar kita. Untuk itu, kita harus punya konsep dalam meliput foto untuk pernikahan. Biasanya, fotografer untuk pernikahan itu minimal ada 2 orang. Yang satu bertugas untuk meliput kegiatan resmi dalam sebuah acara pernikahan, sementara yang satu lagi sebagai fotografer improvisasi atau juga dikenal sebagai fotografer candid. Mereka ini harus bertanggung jawab menghasilkan foto-foto sesuai dengan posisi mereka, namun tak menutup kemungkinan mereka berganti posisi. Yang utama, semua kegiatan dalam acara pernikahan itu dapat diliput semuanya. Nha…apabila fotografer pernikahan itu single fighter alias main sendirian (seperti saya…hehehe), ingat…ingat…liput foto-foto acara yang sudah dikonsep dulu (yang utama), baru kalau ada kesempatan silakan ber-improvisasi.
Kemudian untuk foto improvisasi, ini adalah sekedar memenuhi rasa keingintahuan kita sebagai fotografer. Improvisasi atau bekerja sesuai dengan apa yang terlintas dalam pikiran kita (begitu mungkin kira-kira artinya…), adalah suatu hal yang terkadang dapat menghasilkan sebuah karya yang menakjubkan. Fotografer dengan paham improvisasi, biasanya tak begitu perlu dengan yang namanya konsep. Apa yang ada di benaknya, itulah yang akan coba dia hasilkan. Yang penting bagaimana dia bisa menghasilkan karya yang sedap dipandang mata. Biasanya juga, mereka-mereka ini akan bermain di olah digital fotografi supaya foto yang mereka hasilkan lebih paten.
Jadi itulah menurut saya, tiga faktor dalam fotografi yang harus kita perhatikan. Agar kita pun puas, klien yang membayar kita pun juga PUAS dengan foto yang kita hasilkan.
So, semoga bermanfaat…lanjut terus bakat fotografimu. Keep up the good work…
GALLERY - LANDSCAPE
GALLERY - MODEL
Langganan:
Postingan (Atom)