WE ARE IN MEDAN...THE ONE & ONLY...THANKS FOR APPRECIATION & STILL WELCOMING YOU HERE...

Thank you to all my friends and visitors of this blog for all appreciation & visiting. Hope that you can find informations you need or at least inspiring you. For any suggestions, critics, comments and new idea for the articles. please feel free to send your e-mail to : dyan.diwangkoro@yahoo.co.id

running text

Being a fotografer

by DIWANG (061210)

Saya yakin, setiap mendengar kata ’fotografer’ pasti Anda membayangkan seseorang dengan gear atau alat perekam gambar yang dikenal dengan ’kamera’, baik itu melalui kamera ponsel, kamera pocket ataupun kamera profesional DSLR (Digital Single Lens Reflex) digital.

Belakangan ini, saya perhatikan setiap saya belanja alat fotografi banyak sekali orang-orang, terutama anak-anak muda yang berbelanja produk kamera. Pernah suatu saat saya berbelanja di salah satu toko alat-alat dokumentasi di kota Medan, saya melihat ada 10 orang atau bahkan lebih mereka yang membeli kamera baru, terutama kamera DSLR. Yang menjadi pikiran saya apakah itu merupakan kecenderungan membeli untuk suatu kebutuhan, mengikuti tren maraknya dunia fotografi saat ini atau hanya sekedar gaya-gayaan saja. Itu memang hak mereka, tapi apakah Anda (yang membeli kamera tersebut) bisa bertanya, untuk apakah alat ini saya beli?

Dari cerita teman-teman sesama fotografer, kecenderungan mereka yang membeli hanya untuk mengikuti tren dan/atau hanya sekedar gaya-gayaan, biasanya alat kamera DSLR yang lumayan mahal itu akan berakhir sebagai barang rongsokan atau dijual kembali. Karena (mungkin) rasa bosan mereka menggunakan kamera tersebut. Namun, bagi yang membelinya dan menjadikan alat tersebut sebagai suatu kebutuhan dalam berkarya, hasilnya luar biasa. Teman-teman yang tadinya menjadikan kamera tersebut sebagai gaya-gayaan pada akhirnya belajar tentang bagaimana menghasilkan sebuah karya seni berupa foto dari alat tersebut. Yaitu mengikuti berbagai sekolah fotografi, dimana banyak dipelajari aspek-aspek mengenai alat atau kamera DSLR itu sendiri dan bagaimana menghasilkan karya foto yang artistik.


Dunia fotografi memang nampaknya lagi ’naik daun’ saat ini. Terbukti dari beberapa kelas fotografi yang digelar teman-teman fotografer, dibanjiri oleh banyak fotografer-fotografer pemula yang ingin belajar tentang fotografi. Terpicu dengan suksesnya nama-nama besar fotografer Indonesia, seperti : Darwis Triady, Firdaus Fadlil, Sam Nugroho, Arbain Rambey atau Andi Lubis (Medan), membuat beberapa fotografer muda berusaha menggeluti bidang ini. Menghasilkan sebuah karya artistik yang kemudian (siapa tau) dapat menghasilkan uang atau dijual, juga sebagai salah satu faktor pendorong untuk terjun ke dunia fotografi. Contohnya saya, bisa dapat job foto wedding atau pre-wedding, hehehe…(promosi) Atau mungkin hanya sekedar mencapai kepuasan sendiri, mengkoleksi hasil karya fotonya untuk dicetak dan dipajang di ruang kamar atau ruang tamu di rumahnya. Atau, yang paling monumental...dapat hadiah sebagai pemenang foto terbaik di ajang lomba foto yang banyak digelar institusi tertentu. Hal-hal inilah yang belakangan menjadi tren di dunia fotografi. Atau siapa tau, Anda bisa terjun ke dunia fotografi jurnalistik dengan bergabung di sebuah surat kabar sebagai wartawan foto tetap atau freelance.

Seorang sahabat saya, Dudy Fazriansyah (Dudik) dari komunitas foto sendaljepit medan mengatakan, sebagai seorang fotografer coba hasilkan satu foto terbaik (menurutmu) dalam satu hari saja. Dikalikan setahun, maka sudah dapat terkumpul sebanyak 365 karya foto. Dengan jumlah itu saja kita sudah bisa membuka sebuah galeri foto. Hmmm, sebuah pemikiran yang mungkin sepele tapi itu mengandung makna yang sangat luar biasa.


So, bagi Anda pemilik kamera DSLR atau kamera jenis apapun, punya hobi memoto (objek apapun), silakan buka koleksi Anda dan tanya kepada diri Anda sendiri, apakah sudah ada karya terbaik yang Anda hasilkan. Kalau sudah, jangan besar kepala, tetap hasilkan foto terbaik Anda. Kalaupun belum, jangan berkecil hati, tetap belajar dan gali kemampuan kreatif Anda. Hasil foto yang baik, tidak melulu diperoleh dari alat yang canggih dan mahal. Tapi dari sejauh mana Anda mengabadikan sebuah objek dengan sangan kreatif. It’s not depend on the gear, it’s depend on the man behind the gear...Kalau perlu, dibantu sedikit sentuhan software editing foto (misal : Adobe Photoshop atau Adobe Lightroom), juga tak haram Anda lakukan. Lalu upload foto Anda ke facebook atau situs koleksi foto dunia, seperti www.deviantart.com, Atau yang lokal juga ada (silakan browsing sendiri link-nya) untuk Anda bisa mendapatkan komen-komen dari orang lain (dalam dan luar negeri) tentang hasil karya foto Anda. Kalau perlu, silakan ikuti lomba-lomba fotografi atau hunting foto bareng supaya Anda bisa menambah wawasan bertemu dengan sesama teman-teman fotografer. Atau ikuti kelas-kelas fotografi buat tambah ilmu.

Last but not least, be creative

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIMOHON DENGAN SANGAT...komentar Anda harus berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter. Terima kasih atas perhatiannya.