WE ARE IN MEDAN...THE ONE & ONLY...THANKS FOR APPRECIATION & STILL WELCOMING YOU HERE...

Thank you to all my friends and visitors of this blog for all appreciation & visiting. Hope that you can find informations you need or at least inspiring you. For any suggestions, critics, comments and new idea for the articles. please feel free to send your e-mail to : dyan.diwangkoro@yahoo.co.id

running text

Berjibaku sebagai Emcee (MC)

by diwang (271210)


MC alias master of ceremony alias tukang cakap2 di sebuah perhelatan/acara adalah sebuah profesi yang menuntut kita untuk lebih peduli dengan keadaan. ’Keadaan’ disini adalah lingkungan dimana kita bekerja sebagai MC. Kita harus tahu bagaimana menghidupkan sebuah acara, bagaimana berinteraksi dengan audiens/penonton/tamu dan bagaimana kita mengendalikan acara itu sendiri agar terkemas secara apik, menarik dan tidak monoton.

Menjadi MC itu (menurut saya) banyak ragamnya :

1. Ada MC acara resmi (pernikahan, seminar atau acara-acara resmi lainnya)
2. Ada MC acara setengah resmi (ulang tahun, pentas seni, perpisahan sekolah dan lainnya)
3. Ada MC Promo, yang kerjanya mempromosikan produk-produk yang dijual oleh vendor-vendor tertentu

Kalau ada yang mau nambahin, silakan saja…

Sebagai MC, modal utama yang harus kita miliki adalah :
a. Kemampuan berbicara langsung di depan publik
b. Kemampuan berinteraksi
c. Kemampuan bahasa
d. Kemampuan berkreatifitas dan improvisasi
e. Kemampuan menguasai lingkungan

Modal utama ini bisa diperoleh dengan mengikuti sekolah atau kursus menjadi MC, atau bisa juga bermodalkan sebagai penyiar radio atau pengalaman berbicara atau menjadi orator ketika di sekolah atau di kampus atau bisa juga hobi nonton tayangan berita di tv dan terinspirasi melalui acara tersebut. Intinya adalah, kita sebagai MC harus memiliki kemampuan lalu ditambah dengan keberanian. Yakin dengan apa yang Anda sampaikan dan harus sesuai dengan tujuan Anda sebagai MC tersebut.

Persiapkan segala referensi yang diperlukan untuk menjadi seorang MC, tanya ke panitia yang mempekerjakan kita sebagai MC apa-apa saja yang harus kita kerjakan dan sampaikan. Mintalah rundown atau sususan acara lengkap acara tersebut sebagai pedoman kita untuk bisa membayangkan bagaimana jalannya acara tersebut. Fungsi rundown ini adalah agar kita dapat mengetahui acara demi acara yang berlangsung, dari acara pembukaan, pokok acara, selingan/hiburan sampai ke penutup acara. Yang biasa tercantum dalam rundown itu adalah mata acara yang akan diadakan dan berapa lama durasi atau jangka waktu yang dibutuhkan untuk sebuah mata acara.

Kemudian, sebagai MC untuk acara resmi, persiapkan segala yang kita butuhkan. Baik itu untuk memperkuat penampilan kita (pakaian), tanyakan dress-code (ketentuan memakai pakaian) apa yang berlaku di acara tersebut. Apakah harus pakai pakaian resmi komplit (jas, dasi dll), ataukah memakai batik atau santai tapi rapi atau apapun itu yang berkenaan dengan dress-code. Persiapkan kata-kata yang akan kita pergunakan dalam acara tersebut. Sebaiknya bahasa yang baku dan umum. Karena kita belum tentu mengetahui kategori usia audiens yang akan kita hadapi nantinya. Sesuaikan bahasa yang kita pergunakan. Kalau perlu kita ketik/tulis dan dijadikan contekan juga sah-sah saja. Yang jelas itu merupakan pedoman bagi kita agar apa yang kita sampaikan tidak melenceng dari yang diharapkan.

Untuk acara setengah resmi, tetap tanyakan tentang dress-code. Lihat rundown acaranya. Sesuaikan pemakaian bahasa yang disampaikan. Perbanyaklah ide-ide untuk mengadakan games/permainan dadakan di acara tersebut. Tidak perlu games yang rumit, yang simpel tapi menarik dan ramai, sehingga audiens pun terbawa suasana acara dan senang hatinya. Ide untuk games ini bisa di cari di internet, atau cari buku-buku games untuk outbound.


Sebagai MC untuk promo, biasanya promo sebuah produk. Pastikan Anda menguasai product knowledge alias pengetahun tentang produk yang akan dipromosikan. Ketika berpromosi, tidak perlu semua disampaikan mengenai produk tersebut (bisa berbuih mulut Anda nantinya…). Namun ambil ringkasan mengenai produk tersebut, seperti : poin-poin utama dari produknya, keunggulan produk, harga, hadiah-hadiahnya dan lain-lain. Cobalah untuk berinteraksi dengan pengunjung yang datang ke stand promo (booth) Anda. Sesuaikan kostum Anda, biasanya ada baju seragam dari Panitia. Atur jadwal Anda untuk berbicara, misalnya dalam satu jam Anda berpromosi sebanyak 4 kali dengan durasi selama 10 menit atau mungkin lebih. Karena Anda harus ingat, Anda juga harus menyempatkan diri untuk mengistirahatkan mulut Anda. Jangan lupa sempatkan makan atau ngemil, karena biasanya sebagai MC promo itu kerjanya seharian penuh. Biasanya akan ada banyak SPG (Sales Promotion Girl) atau SPM (Sales Promotion Male) yang akan membantu tugas Anda. Jadi sedikit-banyak, tugas Anda tak terlalu berat sebagai MC. Namun, cobalah sekali-kali melihat kerumitan kerja SPG/SPM. Karena mereka biasanya ditugaskan juga selain promo produk, juga mencatat nama pelanggan dan juga mencatat sales hari itu. Cobalah sekali-kali untuk membantu atau paling tidak mengerti akan keruwetan mereka. Karena disinilah letak kerja sebuah tim yang kompak. Saling membantu.

Last but not least…jangan malas untuk menambah referensi Anda sebagai MC. Karena dunia MC itu terus berkembang dan jangan sampai Anda ketinggalan informasi bagaimana seharusnya menjadi MC yang interaktif, komunikatif dan edukatif.

Be a good MC, so you will have the good audiences…

Gear Canggih atau biasa-biasa aja ?

by DIWANG (151210)

Ada seorang teman menelepon saya. Dia mengeluhkan bahwa temen-temennya di sebuah komunitas foto, seakan mengejek dia yang hingga sejauh ini belum memiliki kamera DSLR sementara temen-temennya yang lain sudah memiliki gear DSLR dengan lensa-lensa canggih mereka. Dia hanya memiliki kamera pocket digital merek SONY dengan kekuatan lensa 3.2 MP. Di satu sisi, hal tersebut bisa ditepis. Disisi bisnis, hal ini bisa menjadi pemikiran berkepanjangan dan tak ada habisnya bagi


Keinginannya menjadi seorang fotografer sangat kuat, saya perhatikan hasil foto-fotonya juga bagus dari segi pencahayaan, fokus dan angle-nya sudah menunjukkan bahwa dia adalah seorang fotografer yang kreatif. Si teman ini mengaku bahwa dia sedang mengumpulkan uang untuk membeli sebuah kamera DSLR plus lensanya. Dia sering meminjam DSLR temannya untuk ikut foto wedding, pre-wedding, foto seminar dan acara ulang tahun.

Jawaban saya Cuma satu, tetap cuekin aja keadaan itu. Yang penting jalani aja dulu yang sedang dijalani. Tidak perlu berkecil hati dan tidak perlu menarik diri dari komunitas tersebut. Toh, yang berbicara itu personalnya, bukan gear-nya. Maksimalkan alat dan kemampuan yang ada. Semua itu tidak ditentukan dari gear-gear yang canggih, tetapi dari siapa yang berada dibalik itu alias siapa orang yang menggunakannya. It’s not depend on the gear, it’s depen on the man behind the gear


Malah saya pernah denger (saya lupa eventnya apa) pemenang lomba foto jurnalistik justru tidak menggunakan gear DSLR dan lensa yang canggih, tapi malah juara pertamanya menggunakan kamera hp 2 MP dan juara keduanya menggunakan kamera pocket 5 MP. Justru juara ketiganya memakai DSLR.

So, don’t give a damn about the gear, just try to be creative !! Next time will be better…

How to make love with your DSLR

by DIWANG (061210)

Judul di atas bukan mengarah ke pornografi, tapi sekedar ungkapan buat Anda yang sangat mencintai kamera DSLR yang Anda miliki. Namun silakan introspeksi diri Anda melalui tulisan ini, bagi Anda yang memiliki kamera DSLR. Sudahkah Anda benar-benar mencintai kamera Anda?

Mempelajari aspek-aspek kamera DSLR itu sebenarnya gampang susah-susah (hehehe). Gampangnya sedikit, susahnya yang banyak. Gampangnya, kamera DSLR masa kini itu memiliki fungsi yang hampir mirip dengan kamera digital pocket yang ada pada umumnya. Kita bisa dengan mudah mengubah modus untuk setiap kondisi dalam memoto. Istilahnya modus Full Auto atau juga dikenal istilah Basic Zone/Image Zone. Misalnya mau memoto orang berlari atau mobil berjalan, pake modus yang ada gambar orang berlari. Mau moto pemandangan/landscape, tinggal ubah ke modus bergambar pegunungan atau mau foto orang/close-up, tinggal ubah ke modus bergambar wajah orang. Itulah segi gampangnya.


Segi susahnya, apabila Anda memakai modus kreatif (Creative Zone) yang terdapat di kamera DSLR. Anda bisa memakai modus Manual (ditandai dengan huruf M). Pada modus ini ada diwajibkan mengatur sendiri kecepatan kamera dalam menangkap gambar (Shutter Speed), bukaan rana/diafragma (Aperture), sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya (ISO) dan aspek-aspek lain. Ini semua dilakukan untuk kita bisa mendapatkan hasil foto yang bagus, tidak kabur/blur dan sesuai dengan keinginan Anda dalam mengabadikan sebuah objek. Ada juga modus Tv dan Av, yang membagi fungsi otomatis dalam pengaturan Shutter Speed dan Diafragma.

Jadi pertanyaannya sekarang adalah : Apa yang akan Anda lakukan dengan kamera DSLR yang Anda miliki? Apakah Anda ingin menghasilkan foto yang biasa-biasa saja atau yang luar biasa, tergantung daya kreatifitas yang Anda miliki.


Untuk Anda yang berniat jadi profesional dengan kamera DSLR, sesuaikan kebutuhan alat dengan bujet Anda. Jangan terlalu memaksakan diri (dan kantong) dalam memiliki tambahan atau aksesori untuk kebutuhan kamera Anda. Sebagai contoh, ya saya aja ya…saya pengen banget punya lensa yang bisa dapat lebar dalam memoto dan dapat tele ‘ala kadarnya’…akhirnya duit 2,4jt terkoyak untuk membeli lensa Tamron ukuran 18-200mm. Ada temen yang hobi foto ‘candid’ dan juga landscape, dibelinya lensa tele yang minimal berukuran 70-300mm. Ada yang hobi foto makro, dibelinya lensa makro 50mm fix dan lain sebagainya. Makanya, tentukan kebutuhan memoto Anda dan pas kan dengan kantong Anda. Saya saja selama hampir 3 tahun, foto objek untuk hobi dan juga foto wedding, masih puas dengan lensa kit 18-55mm. Pengen dapat zoom yang maksimal, ya maksimalkanlah dengkul Anda untuk bisa berjalan mendekati objek.

So, be wise to be creative…

Merawat kamera DSLR

by DIWANG (221110)


Kamera DSLR yang Anda miliki memang sekilas simpel dan gampang cara merawatnya. Tapi tunggu dulu,tak segampang yang Anda duga !! Susah banget aslinya dan kalo kita abaikan, jadinya bisa rusak total...maka penyesalan yang kita miliki. Kerusakan kamera tak hanya karena 'human error' (pemilik yang lalai memperlakukan DSLR dengan baik), tapi juga karena faktor-X.

Kerusakan 'human error', melulu disebabkan karena pemilik yang suka hatinya meletakkan gear-nya disembarang tempat. Sementara tempat itu mungkin kondisinya kurang bagus, seperti permukaannya miring/tidak rata, daerahnya lembab atau terlalu panas dan juga dekat dengan arus listrik/elektromagnetik kuat (kulkas, tv dan instalasi nuklir...ixixixixi...).

Sementara faktor-X adalah karena percikan air, hujan, kabut atau debu.
Menurut saya, perawatan kamera DSLR yang sebaik-baiknya itu adalah minimal 2 hari sekali (apabila pemakaian ekstrem atau sangat sering, mis : foto liputan jurnalistik untuk surat kabar), atau dua seminggu sekali (apabila hanya untuk hobi-2 biasa/hunting) atau seperti saya seminggu sekali (karena sering banyak job...hehehe, promosi !!).


Yang jelas, sebagai pemilik DSLR, Anda harus memiliki peralatan wajibnya, yaitu :
- Blower
- Kuas halus khusus lensa (atau kuas untuk make-up)
- Tisu khusus lensa (mereknya jangan yang 'mitu', bisa berkerak lensanya...hehee)
- Cairan pembersih lensa kamera atau lensa kacamata
- Kain flanel (warna oranye, khusus untuk lensa kacamata) atau kain khusus pembersih lensa
- Kuas agak besar untuk membersihkan bodi kamera/kuas cat yang sedang (catnya gak usah !)

(semua barang-barang di atas dapat dibeli di toko foto langganan Anda !)



Pertama-tama, bersihkan bodi kamera Anda dengan kuas khusus bersihkan bodi. Gunanya untuk menghilangkan debu-debu jalanan yang menempel pada bodi kamera Anda. Jangan bersihkan bodi kamera pakai tisu/lap basah, karena ditakutkan kelembaban kain bisa mempengaruhi fungsi internal kamera. Untuk membersihkan lensa depan, pertama gunakan blower untuk membersihkan debu yang menempel. Lalu semprotkan sedikit cairan pembersih lensa dan gunakan tisu khusus lensa untuk mengeringkannya. Biasa tisu khusus lensa ini dijual dalam bentuk lembaran, jadi gunakan selembar tisu untuk 3-4 kali usapan. Apabila masih kelihatan basah, ambil lagi selembar yang kering/baru baru di usapkan pada lensa sampai benar2 kering. Terakhir itu gunakan blower untuk lebih mengeringkan sisa-2 basah pada lensa, terutama di pinggirannya.


Selanjutnya, untuk membersikan lensa bagian dalam, cukup gunakan blower untuk menghilangkan debunya. Sementara untuk membersihkan reflektor/filter kaca dalam kamera DSLR, gunakan blower (jangan gunakan cairan), atau boleh gunakan kain flanel untuk membersihkannya namun hati-hati dan pelan2. Tapi kalau berisiko lebih baik tidak usah, gunakan saja blower. Dan tips buat Anda, apabila kamera tidak digunakan, biasakan mencopot lensa dari DSLR anda dan tutup lubang reflektor/sensor pada DSLR anda dengan Lens Cap/Penutup lubang lensa. Supaya dalam penyimpanan, tetap aman dari debu dan jamur. Jangan lupa juga untuk menyelipkan 'Silica Gel' sebagai anti jamur pada tempat penyimpanan kamera Anda. Atau silakan beli Dry Box for DSLR supaya kamera kesayangan Anda tetap aman.






Nah, itulah sedikit tips merawat kamera dari saya. Kalau ada yang mau nambahin, silakan saja.

Maturnuwun dan terima kasih.

Being a fotografer

by DIWANG (061210)

Saya yakin, setiap mendengar kata ’fotografer’ pasti Anda membayangkan seseorang dengan gear atau alat perekam gambar yang dikenal dengan ’kamera’, baik itu melalui kamera ponsel, kamera pocket ataupun kamera profesional DSLR (Digital Single Lens Reflex) digital.

Belakangan ini, saya perhatikan setiap saya belanja alat fotografi banyak sekali orang-orang, terutama anak-anak muda yang berbelanja produk kamera. Pernah suatu saat saya berbelanja di salah satu toko alat-alat dokumentasi di kota Medan, saya melihat ada 10 orang atau bahkan lebih mereka yang membeli kamera baru, terutama kamera DSLR. Yang menjadi pikiran saya apakah itu merupakan kecenderungan membeli untuk suatu kebutuhan, mengikuti tren maraknya dunia fotografi saat ini atau hanya sekedar gaya-gayaan saja. Itu memang hak mereka, tapi apakah Anda (yang membeli kamera tersebut) bisa bertanya, untuk apakah alat ini saya beli?

Dari cerita teman-teman sesama fotografer, kecenderungan mereka yang membeli hanya untuk mengikuti tren dan/atau hanya sekedar gaya-gayaan, biasanya alat kamera DSLR yang lumayan mahal itu akan berakhir sebagai barang rongsokan atau dijual kembali. Karena (mungkin) rasa bosan mereka menggunakan kamera tersebut. Namun, bagi yang membelinya dan menjadikan alat tersebut sebagai suatu kebutuhan dalam berkarya, hasilnya luar biasa. Teman-teman yang tadinya menjadikan kamera tersebut sebagai gaya-gayaan pada akhirnya belajar tentang bagaimana menghasilkan sebuah karya seni berupa foto dari alat tersebut. Yaitu mengikuti berbagai sekolah fotografi, dimana banyak dipelajari aspek-aspek mengenai alat atau kamera DSLR itu sendiri dan bagaimana menghasilkan karya foto yang artistik.


Dunia fotografi memang nampaknya lagi ’naik daun’ saat ini. Terbukti dari beberapa kelas fotografi yang digelar teman-teman fotografer, dibanjiri oleh banyak fotografer-fotografer pemula yang ingin belajar tentang fotografi. Terpicu dengan suksesnya nama-nama besar fotografer Indonesia, seperti : Darwis Triady, Firdaus Fadlil, Sam Nugroho, Arbain Rambey atau Andi Lubis (Medan), membuat beberapa fotografer muda berusaha menggeluti bidang ini. Menghasilkan sebuah karya artistik yang kemudian (siapa tau) dapat menghasilkan uang atau dijual, juga sebagai salah satu faktor pendorong untuk terjun ke dunia fotografi. Contohnya saya, bisa dapat job foto wedding atau pre-wedding, hehehe…(promosi) Atau mungkin hanya sekedar mencapai kepuasan sendiri, mengkoleksi hasil karya fotonya untuk dicetak dan dipajang di ruang kamar atau ruang tamu di rumahnya. Atau, yang paling monumental...dapat hadiah sebagai pemenang foto terbaik di ajang lomba foto yang banyak digelar institusi tertentu. Hal-hal inilah yang belakangan menjadi tren di dunia fotografi. Atau siapa tau, Anda bisa terjun ke dunia fotografi jurnalistik dengan bergabung di sebuah surat kabar sebagai wartawan foto tetap atau freelance.

Seorang sahabat saya, Dudy Fazriansyah (Dudik) dari komunitas foto sendaljepit medan mengatakan, sebagai seorang fotografer coba hasilkan satu foto terbaik (menurutmu) dalam satu hari saja. Dikalikan setahun, maka sudah dapat terkumpul sebanyak 365 karya foto. Dengan jumlah itu saja kita sudah bisa membuka sebuah galeri foto. Hmmm, sebuah pemikiran yang mungkin sepele tapi itu mengandung makna yang sangat luar biasa.


So, bagi Anda pemilik kamera DSLR atau kamera jenis apapun, punya hobi memoto (objek apapun), silakan buka koleksi Anda dan tanya kepada diri Anda sendiri, apakah sudah ada karya terbaik yang Anda hasilkan. Kalau sudah, jangan besar kepala, tetap hasilkan foto terbaik Anda. Kalaupun belum, jangan berkecil hati, tetap belajar dan gali kemampuan kreatif Anda. Hasil foto yang baik, tidak melulu diperoleh dari alat yang canggih dan mahal. Tapi dari sejauh mana Anda mengabadikan sebuah objek dengan sangan kreatif. It’s not depend on the gear, it’s depend on the man behind the gear...Kalau perlu, dibantu sedikit sentuhan software editing foto (misal : Adobe Photoshop atau Adobe Lightroom), juga tak haram Anda lakukan. Lalu upload foto Anda ke facebook atau situs koleksi foto dunia, seperti www.deviantart.com, Atau yang lokal juga ada (silakan browsing sendiri link-nya) untuk Anda bisa mendapatkan komen-komen dari orang lain (dalam dan luar negeri) tentang hasil karya foto Anda. Kalau perlu, silakan ikuti lomba-lomba fotografi atau hunting foto bareng supaya Anda bisa menambah wawasan bertemu dengan sesama teman-teman fotografer. Atau ikuti kelas-kelas fotografi buat tambah ilmu.

Last but not least, be creative

Weekend Job

by DIWANG (051210)


Apakah Anda bekerja pada sebuah perusahaan sebagai pegawai tetap, baik itu negeri atau swasta? Apakah Anda bekerja dari hari Senin sampai Jum’at dengan waktu kerja 8 jam sehari sejak jam 8 pagi sampai 4 sore atau jam 9 pagi sampai 5 sore? Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah Anda memiliki hobi?

Silakan baca terus tulisan ini…

Untuk pertanyaan terakhir di atas, bisa Anda jadikan income tambahan atau pendapatan tambahan bagi lumbung dapur keluarga Anda. Bukan, bukan…ini bukan ajakan untuk bergabung di sebuah perusahaan multi-level marketing atau sejenisnya yang mengharuskan Anda mengikuti pertemuan-pertemuan motivasi atau harus berbelanja dan mampu menjual barang-barang untuk mendapatkan bonus. Sama sekali bukan. Disini saya hanya memberikan tips (buat Anda yang berminat) agar Anda pun dapat terus aktif menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi keluarga Anda dengan pekerjaan sampingan Anda (side-job).

Dari judul tulisan ini, saya hanya ingin berbagi pengalaman tentang apa yang saya lakukan buat keluarga saya, walaupun itu harus mengorbankan sedikit waktu bersenang-senang dengan keluarga. Weekend Job atau pekerjaan akhir pekan adalah kegiatan yang saya lakukan. Saya seorang pegawai di sebuah perusahaan supplier raw material untuk pabrik aluminium yang bekerja full-time dari Senin-Jum’at. Saya memiliki hobi yaitu fotografi dan sudah sejak tahun 2008 lalu saya menekuninya. Saya pun juga seorang MC dengan latar belakang saya pengalaman menjadi penyiar radio sejak tahun 1991 sampai dengan 2010.

Sebagai seorang MC, Alhamdulillah, saya selalu mendapatkan job atau pekerjaan sebagai MC untuk promo sebuah produk dan juga terkadang sebagai MC untuk upacara pernikahan adat Jawa (walaupun hanya versi Bahasa Indonesia-nya). Pekerjaan sebagai MC ini sudah saya tekuni sejak saya masih menjadi penyiar di sebuah radio swasta. Saya menjadikan kemampuan MC sebagai lahan penghasilan tambahan dan itu saya lakukan hanya pada saat akhir pekan (Sabtu-Minggu). Begitu juga sebagai seorang fotografer, saya selalu mendapatkan pekerjaan foto untuk pernikahan, pre-wedding dan juga acara-acara lain.

Memang, beberapa diantara Anda mengatakan saya terlalu ngoyo atau diforsir dalam mencari nafkah atau menganggap saya rakus karena hanya income alias uang yang saya kejar. Saya tidak munafik, memang saya berusaha mencari pendapatan lebih untuk kelangsungan hidup keluarga saya. Tapi ini saya lakukan bukan karena saya egois sebagai seorang manusia, tapi Alhamdulillah keluarga saya juga sudah mendukungnya. Sehingga saya menjadi lebih bersemangat dalam melakukan pekerjaan ini (demi keluarga saya tentunya). Karena, pekerjaan apapun yang tidak mendapat dukungan keluarga, saya rasa tak akan berjalan dengan baik. Bagi kami, waktu untuk keluarga masih bisa kami dapatkan pada malam hari (belajar bersama anak-anak pada hari sekolah) atau pada saat akhir pekan dimana saya lagi kosong pekerjaan akhir pekan atau juga pada saat hari liburan.


Tapi itulah hidup yang saya jalani. Mungkin bagi beberapa diantara Anda para pembaca, sudah ada yang memiliki kegiatan akhir pekan, seperti berkebun, beternak hewan (ayam, ikan, kelinci dll), shopping, berolah raga, membaca, menulis dan lain-lainnya. Tapi coba Anda pikirkan, apakah kegiatan-kegiatan tersebut dapat Anda jadikan lahan sebagai penghasilan tambahan?

Intinya, setelah dari hari Senin sampai Jum’at kita harus serius karena disibukkan dengan pekerjaan di kantor, coba jalani pekerjaan akhir pekan ini dengan santai dan kalau perlu melibatkan keluarga. Saya sebagai seorang MC dan fotografer, setiap ada pekerjaan selalu saya jalani dengan santai. Sebagai MC, pasti memiliki waktu istirahat yang agak lega dan masih bisa jalan kesana-kemari (terutama ketika tugas di mall, sekalian cuci mata lah...hehehe). Sebagai fotografer, saya masih bisa ikut menikmati hidangan pesta disela-sela waktu istirahat dan juga masih dapat bersosialisasi dengan para undangan. Saya jalani semua pekerjaan akhir pekan dengan santai.

Namun yang harus digarisbawahi disini adalah...dukungan penuh dari keluarga Anda. Berminat? Jalani aja, OK.